Kesalahan dalam Pengumpulan Data, Sampling Eror, Non Sampling Eror, dan Total Eror dalam Sampling
Outline Artikel
Kesalahan (Error) dalam Pengumpulan Data
Setiap pengukuran atau pengumpulan data selalu memungkinkan terjadinya kesalahan atau error, baik itu dalam teknis pengambilan sampel atau dalam pengumpulan data secara keseluruhan. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap peneliti atau pengumpul data untuk memahami dan mengenali jenis-jenis kesalahan yang mungkin terjadi agar dapat meminimalkan atau menghindari kesalahan tersebut.
Ada
dua jenis kesalahan dalam pengumpulan data, yaitu sampling error dan
nonsampling error. Sampling error terjadi ketika sampel yang diambil tidak
mewakili seluruh populasi yang diinginkan. Dalam artian, sampel yang diambil
memiliki kesalahan atau bias dalam mewakili populasi secara keseluruhan.
Sampling error biasanya disebabkan oleh teknis pengambilan sampel yang kurang
baik, sehingga data yang dihasilkan tidak akurat. Hal ini dapat dihindari
dengan memilih teknik pengambilan sampel yang benar dan memperhatikan jumlah
sampel yang cukup.
Sementara
itu, nonsampling error terjadi ketika ada kesalahan atau bias dalam pengumpulan
data secara keseluruhan. Hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti
kesalahan dalam pengukuran atau instrumen pengumpulan data, kesalahan dalam
pengolahan data, kesalahan dalam interpretasi data, atau bahkan kesalahan dalam
komunikasi dengan responden. Untuk menghindari nonsampling error, penting untuk
memastikan bahwa instrumen pengumpulan data sudah valid dan reliabel, dan
seluruh proses pengumpulan dan pengolahan data dilakukan dengan baik.
Ketika
melakukan penelitian atau pengumpulan data, sangat penting untuk memperhatikan
dan menghindari kesalahan yang mungkin terjadi. Peneliti atau pengumpul data
harus memperhatikan teknis pengambilan sampel yang benar dan memperhatikan
jumlah sampel yang cukup, serta memastikan bahwa instrumen pengumpulan data
sudah valid dan reliabel. Selain itu, penting juga untuk melakukan validasi
data dan memperhatikan setiap kesalahan yang mungkin terjadi selama proses
pengumpulan dan pengolahan data. Dengan meminimalkan atau menghindari kesalahan
ini, maka data yang dihasilkan akan lebih akurat dan dapat diandalkan untuk
analisis dan pengambilan keputusan.
Sampling Error
Kesalahan
atau error pada teknik sampling dalam pengumpulan data dapat terjadi ketika
peneliti melakukan penarikan kesimpulan tentang seluruh populasi berdasarkan
pengamatan terhadap sebagian unit populasi yang diambil sebagai sampel.
Kesalahan ini disebut sebagai sampling error. Sampling error akan muncul ketika
sampel yang diambil tidak cukup mewakili seluruh populasi dengan benar. Contoh
kasus yang dapat menimbulkan sampling error adalah pengambilan sampel yang
tidak acak, pemilihan sampel yang tidak proporsional, atau jumlah sampel yang
terlalu sedikit.
Namun,
tidak akan ada sampling error yang muncul pada pencacahan lengkap atau sensus,
karena sensus mencakup seluruh populasi yang ada. Oleh karena itu, sensus
cenderung memberikan data yang lebih akurat daripada teknik sampling.
Untuk
meminimalkan sampling error, sampel dengan sampling error terkecil harus
dipilih sebagai representasi yang baik dari populasi. Selain itu, nilai
sampling error akan menurun seiring dengan peningkatan ukuran sampel. Artinya,
semakin besar ukuran sampel, semakin kecil kemungkinan terjadinya kesalahan
atau bias dalam representasi populasi. Lebih lanjut, penurunan nilai sampling
error akan berbanding terbalik terhadap akar kuadrat dari ukuran sampel. Oleh
karena itu, peneliti harus memperhatikan dengan baik teknik pengambilan sampel
dan ukuran sampel yang cukup untuk meminimalkan sampling error dan menghasilkan
data yang akurat.
Nonsampling Error
Selain
sampling error, terdapat jenis kesalahan lainnya dalam pengumpulan data yang
disebut nonsampling error. Kesalahan ini terutama terjadi pada tahap
pengumpulan dan pengolahan data, tidak berkaitan dengan teknik sampling, dan
muncul di dalam pencacahan lengkap atau sensus maupun survei sampel.
Nonsampling
error dapat terjadi pada berbagai tahap pengumpulan data, seperti pada tahap
desain kuesioner, pengumpulan data, pengolahan data, atau pada saat
menganalisis data. Beberapa contoh nonsampling error antara lain, kesalahan
input data, kesalahan dalam penggunaan instrumen pengukuran, kesalahan dalam
pengisian kuesioner oleh responden, serta kesalahan dalam pengolahan data oleh
peneliti.
Ukuran
sampel tidak selalu menjadi faktor yang mempengaruhi besarnya nonsampling
error. Sebaliknya, nonsampling error cenderung lebih tinggi pada pencacahan
lengkap atau sensus daripada survei sampel. Hal ini disebabkan oleh volume data
yang besar pada pencacahan lengkap yang mengakibatkan risiko kesalahan dalam
pengumpulan, pengolahan, dan analisis data menjadi lebih tinggi.
Selain
itu, nonsampling error akan meningkat seiring dengan peningkatan ukuran sampel.
Oleh karena itu, dalam pengumpulan data, peneliti harus memperhatikan baik-baik
berbagai faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya nonsampling error dan
melakukan tindakan pencegahan yang tepat. Dalam menganalisis data, peneliti
harus meluangkan waktu dan usaha untuk memeriksa dan memverifikasi data agar
data yang dihasilkan akurat dan dapat dipercaya.
Total eror
Total
error (kesalahan total) adalah jumlah dari sampling error dan nonsampling error
dalam pengumpulan data. Sampling error terjadi karena perbedaan antara hasil
dari sampel yang dianalisis dan karakteristik sebenarnya dari populasi,
sedangkan nonsampling error terjadi karena kesalahan yang terjadi dalam proses
pengumpulan, pengolahan, dan analisis data.
Oleh
karena itu, total error dapat dianggap sebagai ukuran kesalahan keseluruhan
dalam pengumpulan data, dan biasanya diukur dengan menggunakan rasio kesalahan
terhadap ukuran sampel (misalnya, persentase kesalahan). Semakin besar total
error, semakin besar kesalahan dalam pengumpulan data dan semakin sulit untuk
mendapatkan hasil yang akurat dan dapat dipercaya dari analisis data.
Dalam
grafik ini, sumbu x menunjukkan ukuran sampel dan sumbu y menunjukkan besar
kesalahan (eror). Kurva hijau menunjukkan total kesalahan yang terdiri dari
sampling error dan nonsampling error. Kurva biru menunjukkan sampling error dan
kurva orange menunjukkan nonsampling error.
Dapat
dilihat bahwa semakin besar ukuran sampel, semakin kecil nilai sampling error, sedangkan
nilai nonsampling error cenderung konstan. Jadi, ada hubungan berlawanan antara
sampling error dan nonsampling error berdasarkan peningkatan ukuran sampel.
Namun,
penting untuk diingat bahwa walaupun nilai sampling error semakin kecil seiring
dengan peningkatan ukuran sampel, tidak ada ukuran sampel yang dapat menjamin
terjadinya nilai sampling error yang nol. Selalu ada kemungkinan terjadinya
sampling error, bahkan pada ukuran sampel yang sangat besar. Oleh karena itu,
peneliti harus memperhatikan baik-baik berbagai faktor yang dapat mempengaruhi
terjadinya sampling error dan nonsampling error dan melakukan tindakan
pencegahan yang tepat.
Posting Komentar untuk "Kesalahan dalam Pengumpulan Data, Sampling Eror, Non Sampling Eror, dan Total Eror dalam Sampling"