Cara Menghitung Ukuran Pemusatan Data Mean, Median, Modus Menggunakan Aplikasi Pemograman R, R Studio
Outline Artikel
R adalah salah satu bahasa pemrograman yang populer dalam bidang statistik dan analisis data. R memiliki banyak paket yang memudahkan pengguna dalam melakukan berbagai analisis data. Salah satu analisis data yang paling umum adalah perhitungan ukuran pemusatan data. Ukuran pemusatan data adalah nilai-nilai yang merepresentasikan titik pusat atau titik tengah dari kumpulan data. Dalam artikel ini, kita akan membahas cara menghitung tiga ukuran pemusatan data yang paling umum, yaitu mean, median, dan modus menggunakan R.
Mean
Mean atau rata-rata adalah ukuran
pemusatan data yang paling umum. Mean dihitung dengan cara menjumlahkan semua
nilai dalam kumpulan data dan membaginya dengan jumlah nilai tersebut. Di R,
kita dapat menghitung mean menggunakan fungsi mean(). Berikut adalah contoh
kode untuk menghitung mean dari kumpulan data:
data <- c(1, 2, 3, 4, 5)
mean(data)
Output dari kode di atas adalah 3,
yang merupakan mean dari kumpulan data tersebut.
Median
Median adalah nilai tengah dari
kumpulan data ketika data diurutkan secara ascending atau descending. Jika
jumlah data dalam kumpulan genap, median adalah rata-rata dari dua nilai
tengah. Di R, kita dapat menghitung median menggunakan fungsi median(). Berikut
adalah contoh kode untuk menghitung median dari kumpulan data:
data <- c(1, 2, 3, 4, 5)
median(data)
Output dari kode di atas adalah 3,
yang merupakan median dari kumpulan data tersebut.
Modus
Modus adalah nilai yang paling sering
muncul dalam kumpulan data. Jika tidak ada nilai yang muncul lebih dari satu
kali, maka kumpulan data tidak memiliki modus. Di R, kita dapat menghitung
modus menggunakan paket modeest. Paket ini harus diinstall terlebih dahulu
sebelum dapat digunakan. Berikut adalah contoh kode untuk menghitung modus dari
kumpulan data:
install.packages("modeest")
library(modeest)
data <- c(1, 2, 3, 3, 4, 5, 5, 5)
mfv(data)
Output dari kode di atas adalah 5,
yang merupakan modus dari kumpulan data tersebut.
Menghitung Ukuran Pemusatan Data Dengan Cara Manual
Tentu saja, kita juga dapat
menghitung ketiga ukuran pemusatan data secara manual atau tanpa menggunakan
fungsi yang sudah ada di R. Berikut ini adalah cara menghitung mean, median,
dan modus secara manual:
Mean
Untuk menghitung mean secara manual,
pertama-tama kita harus menjumlahkan semua nilai dalam kumpulan data, lalu
membagi hasil penjumlahan tersebut dengan jumlah nilai dalam kumpulan data.
Berikut ini adalah contoh cara menghitung mean dari kumpulan data [1, 2, 3, 4,
5]:
data <- c(1, 2, 3, 4, 5)
# menghitung jumlah nilai dalam kumpulan data
n <- length(data)
# menjumlahkan semua nilai dalam kumpulan data
sum <- sum(data)
# menghitung mean
mean <- sum/n
# hasil
mean
Output dari kode di atas adalah 3,
yang merupakan mean dari kumpulan data [1, 2, 3, 4, 5].
Adapun hitungan lain yang lebih
sederhana adalah sebagai berikut:
data <- c(1, 2, 3, 4, 5)
mean_manual <- sum(data) / length(data)
mean_manual
Output dari kode di atas adalah 3,
yang merupakan mean dari kumpulan data tersebut.
Median
Untuk menghitung median secara
manual, pertama-tama kita harus mengurutkan kumpulan data secara ascending atau
descending. Jika jumlah data dalam kumpulan ganjil, median adalah nilai tengah
dari kumpulan data yang sudah diurutkan. Jika jumlah data dalam kumpulan genap,
median adalah rata-rata dari dua nilai tengah dari kumpulan data yang sudah
diurutkan. Berikut ini adalah contoh cara menghitung median dari kumpulan data
[1, 2, 3, 4, 5]:
data <- c(1, 2, 3, 4, 5)
# mengurutkan kumpulan data secara ascending
sorted_data <- sort(data)
# menghitung jumlah data dalam kumpulan data
n <- length(sorted_data)
# menghitung median
if(n%%2 == 0) {
median <-
(sorted_data[n/2] + sorted_data[(n/2)+1])/2
} else {
median <-
sorted_data[(n+1)/2]
}
# hasil
median
Output dari kode di atas adalah 3,
yang merupakan median dari kumpulan data [1, 2, 3, 4, 5].
Modus
Untuk menghitung modus secara manual,
pertama-tama kita harus menghitung frekuensi kemunculan setiap nilai dalam
kumpulan data. Modus adalah nilai yang memiliki frekuensi kemunculan terbanyak.
Jika tidak ada nilai yang muncul lebih dari satu kali, maka kumpulan data tidak
memiliki modus. Berikut ini adalah contoh cara menghitung modus dari kumpulan
data [1, 2, 3, 3, 4, 5, 5, 5]:
data <- c(1, 2, 3, 3, 4, 5, 5, 5)
# menghitung frekuensi kemunculan setiap nilai dalam
kumpulan data
freq <- table(data)
# mencari nilai yang memiliki frekuensi kemunculan
terbanyak
mode <- names(freq)[freq == max(freq)]
# hasil
mode
Output dari kode di atas adalah 5,
yang merupakan modus dari kumpulan data [1, 2, 3, 3, 4, 5, 5, 5].
Adapun hitungan lain yang lebih
sederhana adalah sebagai berikut:
data <- c(1, 2, 3, 3, 4, 5, 5, 5)
table_data <- table(data)
ifelse(length(which.max(table_data)) > 1,
modus_manual <- NA, modus_manual <- names(which.max(table_data)))
modus_manual
Output dari kode di atas adalah 5,
yang merupakan modus dari kumpulan data tersebut.
Kesimpulan
Dalam artikel ini, kita telah membahas cara menghitung tiga ukuran pemusatan data yang paling umum, yaitu mean, median, dan modus menggunakan R. Mean dihitung dengan cara menjumlahkan semua nilai dalam kumpulan data dan membaginya dengan jumlah nilai tersebut. Median adalah nilai tengah dari kumpulan data ketika data diurutkan secara ascending atau descending. Modus adalah nilai yang paling sering muncul dalam kumpulan data. Dalam R, kita dapat menghitung mean menggunakan fungsi mean(), menghitung median menggunakan fungsi median(), dan menghitung modus menggunakan paket modeest. Dengan menguasai cara menghitung ukuran pemusatan data di R, kita dapat melakukan berbagai analisis data dengan lebih mudah dan efektif.
Posting Komentar untuk "Cara Menghitung Ukuran Pemusatan Data Mean, Median, Modus Menggunakan Aplikasi Pemograman R, R Studio"